Gairah Meluap-luap - Dr Boyke

Gairah Meluap-luap

Yth dr Boyke,
Saya merasa, dalam usia 36 tahun sekarang ini, gairah seks saya meluap-
luap. Padahal sebelum-sebelumnya tidak demikian. Cukup sekali atau dua
kali setiap melakukan making love, itu sudah cukup. Namun sekarang,
saya menginginkan lebih, sementara suami saya (43 tahun) mungkin
karena kecapean akibat kesibukannya di kantor, terbiasa melakukan
hubungan seks 1-2 kali setiap berhubungan badan.
Dengan anak tiga orang (1 laki-laki, 2 perempuan), saya dan suami
memutuskan cukup dan tidak ingin menambah anak lagi. Maka, sejak
tahun lalu, saya menjalani KB suntik. Dan, kami kini merasa bebas
berhubungan badan kapan saja. Masalahnya, mengapa gairah seks saya
meluap-luap? Apakah ada kelainan pada diri saya? Bagaimana mengajak
suami agar mau berhubungan lebih dari 1-2 kali setiap melakukan
hubungan badan? Terus terang, dok, saya jadi sering pusing. Apakah hal
ini terkait dengan hubungan seks kami yang kurang akibat gairah meluap-
luap yang tak terlampiaskan?
Nita Anggraeni, Pondok Kelapa, Jakarta Timur

Jawab:
Penggunaan alat kontrasepsi KB dapat membebaskan kekhawatiran wanita
untuk hamil. Perasaan nyaman saat melakukan hubungan seks, karena
tidak mungkin hamil dapat menimbulkan gairah seks. Di samping itu, usia
36 tahun pada wanita, adalah saat gairah seks sedang pada puncaknya,
sehingga tidak heran kombinasi ke-2 hal tersebut dapat memicu gairah
seks Anda. Sebaliknya kesibukan dan kelelahan suami dalam bekerja
terutama jika ditambah stress dalam pekerjaan dapat menurunkan gairah
seks pria. Akibatnya, gairah seks istri yang tinggi tidak diimbangi oleh
gairah seks suami yang mulai menurun, timbullah perasaan "bersalah"
dari isteri, "jangan-jangan saya tidak menarik lagi!" Apalagi, efek samping
'KB suntik' biasanya adalah kegemukan, sehingga wanita sering merasa
dirinya tidak menarik karena gemuk. Untuk mengatasi "rasa bersalah"
tersebut maka isteri mencoba untuk lebih sering melakukan hubungan seks


dan jika tidak terlaksana menimbulkan rasa cemas (biasanya ditandai
dengan sakit kepala, uring-uringan dan sebagainya). Untuk itu, cobalah
komunikasikan hal ini dengan suami. Ajaklah suami untuk lebih mengerti
kondisi Anda. Buatlah waktu luang bersama-sama, bukan hanya hubungan
seks saja, tetapi waktu luang untuk saling berkomunikasi
dan mengekspresikan keinginan masing-masing. Ok.***


Sumber : Suara Karya

Tidak ada komentar: